Info Terbaru 2022

Filsafat Ilmu, Membangun Dunia, Pendidikan Matematika, & Filsafat

Filsafat Ilmu, Membangun Dunia, Pendidikan Matematika, & Filsafat
Filsafat Ilmu, Membangun Dunia, Pendidikan Matematika, & Filsafat
PENDAHULUAN



Filsafat adalah studi wacana seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran insan sepetunjuk kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melaksanakan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan dilema sepetunjuk persis, mencari solusi untuk itu, memperlihatkan argumentasi dan alasan yang sempurna untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak dibutuhkan kecerdikan berpikir dan kecerdikan pelajaria.
Logika  merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat.  Hal itu menciptakan filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa ingin tau dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan perilaku skeptis yang mempertanyakan segala hal.



A.    MEMBANGUN DUNIA SENDIRI
Perkembangan zaman yang semakin canggih dan dilengkapi dengan media elektronik yang bisa memanjakan insan dalam melaksanakan aktvitas menjadikan dampak yang besar bagi Sumber Daya Manusia (SDM) kini ini. Salah satu media elektronik yang sangat besar pengaruhnya terhadap peradaban insan ialah tayangan televisi, kenyataannya televisi kini ini dijadikan sebagai pedoman sebagian kalangan remaja, banyak sekali tayangan yang disajikan menciptakan para pemuda-pemudi ikut larut dalam drama tersebut yang sepetunjuk tidak eksklusif sanggup merusak prilaku dan moral anak muda zaman sekarang.
Dunia pendidikan yang dibutuhkan sebagai benteng untuk mencegah masuknya imbas negative tersebut nyatanya belum bisa untuk membentengi para remaja dikala ini, buktinya setiap hari berbagai surat kabar dan media elektronik menayangkan banyak sekali warta wacana insiden dan fenomena yang terkadang terjadi di luar penalaran dan tidak bisa dianalisis dengan logika. Berbagai insiden yang dimaksud menyerupai pemerkosaan, pelecehan seks di bawah umur, pembunuhan, tawuran antar pelajar, anak yang membunuh orang tuanya, dan masih banyak lagi insiden yang kita temukan di zaman kini ini. Semua itu tidak lain di sebabkan lantaran tidak bisa membangun dunianya sendiri, tidak mekepunyaani pedoman yang berpengaruh dalam membangun prinsip hidup. Kebanyakan orang salah kaprah dalam membangun dunia sendiri, sehingga tidak mekepunyaani arah yang terperinci dalam meniti kehidupan dan menciptakan kita cepat terpengaruh oleh dunia luar.
Jika dikaji sepetunjuk filsafat, sanggup dipahami bahwa semua insiden itu merupakan salah satu penggalan dari perjuangan setiap insan dalam kaitannya dengan cita-cita untuk membangun “dunia-nya” sendiri. Namun, perlu juga disadari bahwa dalam perjuangan membangun “dunia-nya” sering terjadi pemaksaan kehendak dan pengorbanan terhadap kebebasan orang lain terutama orang-orang disekitar menyerupai teman, tetangga, bahkan keluarga sekalipun, memaksa kepentingan pribadi tercapai meskipun dengan mengorbankan orang lain. Namun, perlu disadari bahwa semua fenomena di atas banyak disebabkan oleh kurangnya pengertian dan perhatian dari orang tua, terlalu memperlihatkan kebebasan semenjak dini dalam membangun dunia-nya sendiri tanpa ada bimbingan sedikitpun dari orang tua. Sebelum menghadapi dunia luar (menginjak usia remaja), dari sudut pandang filsafat islam seharusnya seorang anak dibekali dengan pengetahuan agama terpenting dahulu, membangun spiritual mereka yang nantinya bisa menjadi pondasi untuk membangun dunia-nya sendiri. Dengan demikian, insiden yang kini sering dialami yaitu memaksakan kehendak orang renta atau lebih familiar disebut Pembunuhan Karakter Anak dalam keluarga yang pada alhasil bermuara terciptanya suatu pertikaian sanggup di minimalisir. Seringkali orang renta ingin membangun dunia-nya lewat anak mereka diwaktu dewasa, sehingga bisa menjadi langkah yang salah kaprah. Pertikaian dalam lingkup keluarga yang diakibatkan oleh doktrin berlebihan akan meluas ke dunia sekitar, sehingga terjadi fenomena diluar batas kewajaran dan menjadikan anak menjadi tertekan.

Oleh lantaran itu, berikanlah kesempatan setiap insan untuk membekali diri dengan pengetahuan agama sebagai pondasi untuk membangun dunia-nya sendiri, serta memperlihatkan bimbingan terpenting dahulu semasih dalam batas kewajaran dan akan lebih baik kalau kita bisa bahu-membahu untuk membangun dunia kita dalam menjalani kehidupan di dunia dan alam abadi tanpa ada pemaksaan kehendak dari pihak manapun.

Semoga bisa membantu sahabat blog sujudhku.blogspot.com ! Bye..
NB ; Download Makalahnya di Sini 
Advertisement

Iklan Sidebar