Assalamualaikum Wr. Wb
Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua Marilah kita bersama sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam alasannya ialah atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua sanggup berkumpul di sempurna yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam biar tercurah limpahkan ke pada junjungan kita insan terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapat syafaatnya. Aamiin.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Mungkin tak jarang ada yang bertanya apakah kita dihentikan merasa cinta kepada anak, istri/suami, harta ataupun kedudukan? Tentu saja boleh. Senang terhadap urusan duniawi ialah hal yang manusiawi. Tetapi yang dihentikan ialah bila kecintaan terhadap urusan dunia itu menciptakan hati kita tertawan oleh nya sehingga kita menjadi lalai terhadap sesuatu yang lain di balik itu, yang pada hasilnya setrik tidak sadar kita terjerumus dalam anggapan bahwa kehidupan hanya berlangsung ketika ini saja.
Dalam Al-Quran, Surat Ali-Imran ayat 14, Dijadikan indah pada (pandangan) insan kecintaan pada apa-apa yang di ingini , yaitu: wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatng-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah lah daerah kembali yang baik.
Hadirin yang berbahagia
Kecintaan terhadap dunia setrik berlebihan ialah hal yang buruk dan menyesatkan. Dengannya insan begitu terikat dengan dunia hingga rasanya dunialah yang menjadi ukuran kesedihan dan kebahagiannya. Menjadi sangat buruk bila kecintaan terhadap dunia menciptakan insan tidak sanggup bersikap adil terhadap dirinya dan orang lain.
Dan hal yang utama ketika insan bisa menanggalkan kecintaan terhadap atribut dunia ialah bukan alasannya ialah ia tidak mekepunyaani kecintaan terhadap dunia tapi alasannya ialah ia bisa menempatkan dunia di tangannya bukan di hatinya. Misalnya, ketika dulu Nabi Ibrahim as akan menyembelih putranya Nabi Ismail as, tentunya dia mekepunyaani kecintaan besar terhadap anaknya tersebut sehingga tindakannya di nilai sebagai pengorbanan, beda lagi bila Khalilullah tersebut tidak mekepunyaani kecintaan terhadap anaknya tentunya tidak hal yang istimewa dalam tindakannya menyembelih Nabi Ismail as tersebut. Suatu hal menjadi istimewa ketika di dalamnya ada pengorbanan dan perjuangan.
Pada hasilnya bisa di tarik benang merah bahwa sesuatu menjadi tercela bila kita mengikatkan diri pada kesibukan duniawi semata dan melalaikan kehidupan di akhirat. Al-Quran menegaskan hal ini dalam surat Al-Qashash ayat 77,Carilah apa yang telah di augerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan tidak di bolehkanlah kau melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi.
Hadirin Rahimakumullah
Cukup terang untuk meletakan dunia di tangan kita bukan di hati kita. Barang kali demikianlah yang sanggup saya sampaikan. Semoga sedikit ilmu yang disampaikan bermanfaat dan berkah. Akhir kata, saya mohon maaf terhadap setiap kekurangan dan kesalahan selama penceramahan ini berlangsung. Terima Kasih
Billahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Advertisement