Info Terbaru 2022

Pengertian, Urgensi, Dan Tujuan Study Islam

Pengertian, Urgensi, Dan Tujuan Study Islam
Pengertian, Urgensi, Dan Tujuan Study Islam


BAB I
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Study Islam
Studi Islam setrik etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah Islamiyah. Sedangkan Studi Islam di barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka studi Islam setrik harfiah ialah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis wacana studi Islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu.
      Study Islam setrik sederhana sanggup dikatakan sebagai perjuangan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan agama islam. Dengan kata lain studi islama  adalah perjuangan sadar dan sistematis untuk mekepunyaani pengetahuan dan memahami serta memkoreksi setrik mendalam seluk beluk atau hal-hal yang berafiliasi dengan agama islam, baik ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaanya setrik nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.[1]
B.     Urgensi Study Islam
Dari segi tingkatan kebudayaan , agama merupakan universal cultural. Salah stu prinsip fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi niscaya akan lenyap dengan sendirinya. Karenanya agama islam dari dulu sampai sekarang  dengan tangguh menyatakan eksistensinya. Hali ini berarti bahwa agama memiliki dan memerankan sejumlah tugas dan fungsinya  di masyarakat. Oleh sebab itu , study islam dituntut untuk membuka dirinya supaya studi islam bisa berkembang dan menyesuaikan diri dengan dunia modern serta menjawab tantangan kehidupan dunia dan mudaya modern.
      Adapun urgensi studi islam sanggup dipahami sebagai berikut.
1.      Umat islam dikala ini berada dalam kondisi problematic
Umat islam pada dikala ini berada pada masa yang lemah dalam segala aspek kehidupan social budaya  yang mana harus berhadapan dengan dunia modern yang serba psraktis dan maju. Oleh sebab itu, umat islam dilarang terjebak pada romantisme, artinya menyibukkan diri untuk membesar-besarkan kejayaan masa kemudian yang terwujud dalam sejarah islam, sementara dikala ini islam masih silau menghadapi masa depannya. umat islam memang berada dalam suasana problematic. Jika kini umat islam masih berpegang teguh pada ajaran-ajaran islam hasil penafsiran ulama terdahulu yang   dianggap sebagai ajaran  yang mapan  dan tepat serta paten , berarti mereka mekepunyaani intelektual sebatas itu saja yang pada kesannya menghadapi masa depan suram.
Oleh sebab itu, disinilah pentingnya studi islam yang sanggup mengarahkan dan bertujuan untuk mengadakan usaha-usaha pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran-ajaran agama islam yang merupakan warisan anutan yang turun temurun supaya bisa menyesuaikan diri dan menjawab tantangan serta tuntutan zaman dan dunia modern dengan tetap berpegang pada sumber anutan islam yang murni dan asli, yaitu al-quran dan As sunnah. Studi islam juga sanggup dibutuhkan bisa mengatakan pedoman dan pegangan hidup bagi umat islam supaya tetap menjadi seorang muslim sejati yang hidup dalam dan bisa menjawab tantangan serta tuntutan zaman modern maupun era global sekarang.
Dan Dalam satu hadistnya Rosulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya bani Israil ( kaum yahudi dan nasrani )telah berpecah belah menjadi 72 aliran,dan umatku akan berpecah belah menjadi 73 aliran.Mereka semua akan masuk neraka kecuali satu aliran saja.Para sobat bertanya,”Siapakah ia itu wahai Rosulullah?” Beliau menjawb, “siapa yang mengikuti jejakku dan para sahabatku.” ( HR.tirmidzi al-Hakim dan al-Aajurri,diharuskan oleh al-Albani)
Dari hadist di atas kita tahu bahwa semenjak jauh-jauh hari rosulullah telah menginformasikan (mensinyalir) wacana adanya perpecahan umat hadist diatas bukanlah isapan jempol belaka.di Indonesia saja ,telah muncul beberapa aliran agama gres yang muncul dari suatu agama -- terutama islam -- semenjak puluhan tahun yang lalu.pada umumnya, pencetus sekaligus pemimpinnya mengaku sebagai ”orang pilihan” yang diutus oleh Tuhan sebagai juru selamat atau penyempurna suatu agama bagi umat manusia.
Maraknya aliran-aliran gres tersebut mengindikasikan adanya kebutuhan besar terhadap agama yang benar-benar bisa memenuhi kebutuhan rohaniah perubahan masyarakat akhir modernisme, globalisme dan tahap era post industri yang menimbulkan krisis kemanusiaan serta kurangnya pengetahuan wacana agamalah yang menjadi pangkal pangkal utama munculnya banyak sekali macam aliran tersebut.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut tidak akan terjadi jikalau insan khususnya umat islam memahami dan menguasai metodelogi studi agama,yang dalam hal ini ialah metodologi studi islam.

2.      Umat islam dan peradabannya berada dalam suasana problematic
Perkembangan IPTEK telah membuka era gres dalam perkembangan budaya dan peradaban umat manusia. Dunia tampak sebagai suatu system yang saling mekepunyaani ketergantungan  Oleh karenanya, umat insan tentunya membutuhkan aturan, norma serta pedoman dan pegangan hidup yang sanggup diterima oleh semua bangsa.
            Umat insan dalam sejarah peradaban dan kebudayaannya telah berhsil menemukan aturan, nilai, norma sebagai pegangan dan pedoman yang  berpaham: agama, filsafat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Umat insan pada masa yang serba canggih semakin menjadikan manusia-manusia modern kehilangan identitas serta kemanusiaannya ( sifat-sifat manusiawinya).
            Islam, sebagai agama yang rahmatullah lil ‘alamin, tentunya memiliki konsep atau anutan yang bersifat manusiawi dan universal, yang sanggup menyelamatkan umat insan dan alam semesta dari kehancurannya. Akan tetapi , umat islam sendiri dikala ini berada dalam situasi yang serba problematic. Kondisi kehidupan social budaya dan peradaban umat islam dalam keadaaan lemah dan tidak berdaya berhadapan dengan budaya dan peradaban insan dan dunia modern. Disinilh urgensi nya studi islam, yaitu untuk menggali ajaran-ajaran islam yang orisinil ndan murni, dan yang bersifat manusiawi. Dari situlah kemudian dididikkan dan ditransformasikan kepada generasi penerusnya yang bisa memperlihatkan alternative pemecahan permaslahan yang dihadapi oleh umat insan dalam dunia modern.[2]
C.     Tujuan Study Islam
Muhaimin dalam bukunyab mengemukakan bahwa arah dan tujuan studi islam sanggup dirumuskan sebagai berikut:[3]
1.      untuk mempelajari setrik mendalam apa sesungguhnya (hakikat) agam islam
Allah menurunkun agam sebagai alat untuk membimbing dan mengarahkan seta menyempurnakan pertumbuhan dan perkembangan agama-agama dan budaya umat insan dimuka bumi. Allah juga menurunkan anutan islam sebgai fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan nalar dan kebijaksanaan daya manusia. Denngan demikian sanggup dikatakan bahwa anutan agam islam telah tumbuh dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan nalar fikiran dan kebijaksanaan daya serat agama.
2.      untuk mempelajari setrik mendalam pokok-pokok isi anutan agama islam yang orisinil dan operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban islam sepanjang sejarahnya
Agama islam ialah agama fitrah sehingga pokok-pokok isi anutan agama islam tentunya sesuai dengan fitrah manusia. Fitrah ialah potensi manusia. Potensi fitrah inilah yang menciptakan insan hidup, tumbuh dan berkembang. Sebagi agam fitrah , pokok-pokok anutan agama islam tersebut akan tumbuh dan berkembang setrik operasional dan harmonis bersam dengan pertumbuhan dan perkembangan fitrah insan tersebut.
3.      untuk mempelajari setrik mendalam sumber dasar anutan agam islam yang tetap infinit dan dinamis
agam islam sebagai agama samawi terkhir membawa ajaran-ajaran yang berifat final dan bisa memecahkan masalah-maslah kehidupan manusia, menjawab tantangan dan tuntutannya sepanjang zaman. Permasalahan dan tantangan dan tuntutan hidup manusiapun bertumbuh-kembang menjadi kompleks dan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan system kehidupan budaya dan peradaban insan yang semakin maju dan modern.
4.      untuk mempelajari setrik mendalam prinsip-prinsip dan nilai –nilai dasar anutan agam islam , dan bagaiman membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perklembangan budaya dan peradaban insan pada zaman modern.
Nilai dan prinsip dasar anutan agama islam dibutuhkan menjadi alternative  yang bisa mengarahkan, mengontrol, dan mengendalikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern serta factor dinamika lainnya dari system budaya dan peradaban insan menuju terwujudnya kondisi kehidupan yang adil dan makmur.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
  1. Studi keislaman atau islamic studies ialah perjuangan untuk mempelajari hal-hal yang berafiliasi dengan islam setrik empiris dan ajaran-ajarannya. Pengertian semakna ialah usaha-usaha sadar dan sistematis untuk mekepunyaani pengetahuan dan memahami serta memkoreksi setrik mendalam wacana seluk-beluk dan hal-hal yang berafiliasi dengan anutan islam dalam ajaran, sejarah maupun praktek pelaksanaannya setrik nyata dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Arah studi islam ialah fenomena agama dengan banyak sekali pandangan dan bukan untuk mempersempit makna agama pada duduk masalah ketuhanan, kepercayaan, kredo dan ibadah. Pendekatan studi yang difungsikan ialah disiplin keilmuan yang bersifat historis empiris bukan doktrinal normatif-historis. Perkembangan studi agama mendorong peluang pesat munculnya cabang keilmuan keagamaan ibarat sejarah agama, psikologi agama, antropologi agama, dan lain-lain
  3. Lemahnya penguasaan metodologi studi agama serta kelengahan umat islam menimbulkan menjamurnya aliran-aliran gres yang dianggap ‘sesat’ baik dari dalam islam sendiri maupun agama-agama lain.
  4. Cara pandang yang keliru mengenai islam akan mengakibatkan sebuah pandangan dan pengertian yang keliru pula wacana islam.
  5. Islam selain sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, juga sebagai faktor penunjang maju pesatnya ilmu pengetahuan, sebab Al Qur’an ialah sumber ilmu pengetahuan yang tertinggi.
  6. Tingkat pemahaman yang bervariatif cenderung membawa contoh sikap yang berbeda. Hal ini memperlihatkan memberi daya umat yang baik namun tidak ditunjang oleh penguasaan keilmuan keislaman, lemah dalam penguasaan metodologi, tidak terorganisasi dan tersistematik dalam struktur pengetahuannya. Dampaknya berpaham kualitas pemahaman agama dan keberagaman yang belum responsif terhadap banyak sekali duduk masalah yang universal.
  7. Adapun arah dan tujuan studi Islam sanggup dirumuskan sebagai berikut: 1) Untuk mempelajari setrik mendalam wacana apa sesungguhnya (hakikat)agama Islam itu, dan bagaimana posisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan budaya manusia; 2) Untuk mempelajari setrik mendalam pokok-pokok isi anutan agama Islam yang asli, dan bagaimana klasifikasi serta operasionalisasinya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya dan peradaban Islam sepanjang sejarahnya; 3) Untuk mempelajari setrik mendalam sumber dasar anutan agama islam yang tetap infinit dan dinamis, dan bagaimana aktualisasinya; 4) Untuk mempelajari setrik mendalam prinsip-prinsip dan nili-nilai dasar anutan agama Islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontrol perkembangan budaya dan peradaban insan pada zaman modern ini.
  8. Selanjutnya dengan tujuan-tujuan tersebut dibutuhkan supaya studi Islam akan bermanfaat bagi peningkatan perjuangan pembaruan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam pada umumnya, dalam perjuangan transformasi kehidupan sosial budaya serta agama umat Islam kini ini, menuju kehidupan sosial-budaya modern pada generasi-generasi mendatang, sehingga misi Islam sebagai rahmah lil ‘alamin dapat terwujud dalam kehidupan nyata di dunia global.



DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin. 2002. Studi Agama ; normativitas atau historisitas. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Abdullah, Yatimin. 2006. Studi Islam Kontenporer. Jakarta : Amzah.
Nata, Abuddin. 2005. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Prof. DR. Rosihon Anwar, M.Ag.,DKK,  Pengantar Study Islam,Pustaka Setia, Bandung, 2009, Hal. 25





[1] Prof. DR. Rosihon Anwar, M.Ag.,DKK,  Pengantar Study Islam,Pustaka Setia, Bandung, 2009, Hal. 25
[2]  Ibid., hal. 28-31
[3] Ibid., hal.32-36
Advertisement

Iklan Sidebar